Git adalah sistem kontrol versi yang sangat populer di kalangan pengembang perangkat lunak. Dengan Git kita bisa melacak perubahan dalam kode sumber secara efisien dan kolaboratif. Salah satu perintah penting dalam Git adalah git rm –cached. Tapi apa sebenarnya perintah ini dan kapan kita harus menggunakannya?
Git memungkinkan developer untuk mengelola perubahan pada source code melalui serangkaian perintah. Dengan Git kita bisa menambahkan, menghapus, dan mengubah file di repository. Perintah git rm biasanya digunakan untuk menghapus file dari repository Git. Jika diimplementasikan langsung pada pekerjaan adalah ketika kita ingin berhanti untuk file tertentu masuk dalam repository. Karena pada dasarnya ketika kita menghapus file kemudian melakukan commit dan push itu bukan menghapus. File tersebut masih akan tetap di repository dan ikut dalam pipeline pada proses CI/CD. Kasus ini sering mengakibatkan banyak terjadi pekerjaan antara local dan server staging menjadi berbeda. Tentu membuat pusing kan ?
Kapan Menggunakan git rm –cached?
Situasi Umum
Ada beberapa situasi di mana kita perlu menggunakan git rm –cached. Misalnya jika kita tidak sengaja menambahkan file besar atau file yang seharusnya ada di .gitignore ke staging area.
Contoh Praktis
Misalnya jika kita secara tidak sengaja menambahkan file konfigurasi yang bersifat pribadi ke staging area, kita bisa menggunakan git rm –cached untuk menghapusnya dari staging area tanpa menghapus file dari komputer lokal kita.
Cara Menggunakan git rm –cached
- Buka terminal atau command prompt.
- Navigasi ke direktori proyek Git.
- Jalankan perintah git rm --cached <nama-file> atau <nama-folder>
Dalam kasus lain jika kita melakukan perubahan pada project seperti rename file tetapi hilang atau seakan tidak ada efeknya git rm –cached ini bisa jadi solusi. Semoga membantu