rsync adalah salah satu alat yang sangat berguna di dunia Unix/Linux untuk mentransfer dan menyinkronkan file atau direktori antara dua lokasi, baik itu di sistem lokal maupun remote. Salah satu keunggulan utama rsync adalah kemampuannya untuk melakukan transfer secara efisien dengan hanya mentransfer perbedaan antara dua set data, bukan seluruh file, sehingga prosesnya menjadi lebih cepat dan hemat bandwidth.
Pada kesempatan ini, kita akan membahas bagaimana menggunakan rsync dengan SSH (Secure Shell) dan bagaimana kita bisa mengkonfigurasi rsync jika SSH server yang kita gunakan berjalan di port kustom selain port 22.
Dasar Penggunaan rsync dengan SSH
Untuk mengamankan transfer file, kita dapat menggunakan rsync bersama dengan SSH. Berikut adalah contoh perintah dasar untuk mentransfer file dari mesin lokal ke mesin remote menggunakan rsync dan SSH:
rsync -e ssh -av -P -z /path/to/source/ user@remote:/path/to/destination/
Mari kita bahas opsi-opsi yang kita gunakan dalam perintah ini:
-e ssh: Menginstruksikanrsyncuntuk menggunakan SSH sebagai protokol untuk mentransfer data, memastikan bahwa semua data terenkripsi selama proses transfer.-a(archive): Mengaktifkan mode archive yang menjaga semua atribut file (seperti izin, timestamp, kepemilikan, dll.).-v(verbose): Menampilkan informasi lebih detail selama proses berlangsung.-P: Kombinasi dari--partialdan--progress, di mana--partialmenyimpan file yang sebagian diunduh jika proses terganggu, dan--progressmenampilkan progres transfer.-z: Mengaktifkan kompresi untuk mempercepat transfer data.
Menggunakan rsync dengan Port SSH Kustom
Secara default, SSH menggunakan port 22 untuk komunikasi. Namun, ada kalanya server kita dikonfigurasi untuk menggunakan port yang berbeda untuk SSH, misalnya untuk alasan keamanan. Untuk menggunakan rsync dengan port SSH kustom, kita bisa menambahkan opsi -p pada perintah SSH di dalam parameter -e.
Misalnya, jika server SSH kita menggunakan port 2222, maka perintah rsync yang benar adalah sebagai berikut:
rsync -e 'ssh -p 2222' -av -P -z /path/to/source/ user@remote:/path/to/destination/
Dalam perintah di atas, kita menambahkan opsi -p 2222 untuk menginstruksikan SSH agar menggunakan port 2222 alih-alih port 22.
Mengapa Menggunakan Port Kustom?
Mengubah port default SSH dapat meningkatkan keamanan server kita dengan mengurangi risiko serangan brute-force yang sering menargetkan port 22. Meskipun ini bukan satu-satunya tindakan keamanan yang perlu diambil, ini adalah langkah yang mudah dan dapat menjadi bagian dari strategi keamanan yang lebih luas.
Kesimpulan
rsync adalah alat yang sangat powerful untuk melakukan transfer dan sinkronisasi file dengan cepat dan efisien. Dengan mengintegrasikan SSH, kita bisa memastikan bahwa semua transfer file aman. Selain itu, dengan dukungan untuk menggunakan port kustom, rsync memberikan fleksibilitas tambahan bagi kita yang ingin meningkatkan keamanan server.